Hanya beberapa hari setelah tahun baru 2024 dimulai, masyarakat dihadapkan pada kenaikan tarif layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun. Informasi tentang kenaikan tarif ini tersebar melalui laman media sosial Facebook, yang kemudian mendapatkan beragam komentar miring dari netizen.
Dalam cuitan yang beredar, disebutkan bahwa semua tarif layanan naik setara 4 kali lipat dari harga sebelumnya. Beberapa warga yang telah mengantre panjang bahkan terpaksa pulang karena kaget melihat tarif yang baru diterapkan.
“RSUD mendapatkan apresiasi sebagai RS paripurna sekarang, ada dampak positif dan negatif untuk kita sekarang yang selalu disuruh kontrol. Dampak positifnya makin maju, makin berkarya, makin sukses dan makin diakui kualitas great A setara bintang lima,” ungkap cuitan salah seorang warga.
“Dampak negatif semua tarif naik setara 4 kali lipat harga sebelumnya, cukup sedih ngantre panjang pas tahu pembayaran banyak yang tidak jadi jumpa dokter terkejut tengok tarif. Yang dari pulau tersandar menangis, masing-masing pengen pulang tapi mikir dah jauh-jauh tapi tak jadi berobat. Masy Allah ikut sedih,” sambung cuitannya.
Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Rachmadi, membenarkan adanya kenaikan tarif layanan kesehatan di RSUD Muhammad Sani. Menurutnya, kenaikan tarif ini sebagai hasil dari terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Retribusi terbaru tahun 2024.
“Iya, dengan keluarnya Perda Retribusi terbaru,” jawab Rachmadi ketika dikonfirmasi.
Kenaikan tarif tersebut langsung menciptakan kontroversi di kalangan masyarakat, dengan banyak netizen yang menyampaikan kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap lonjakan harga layanan kesehatan yang signifikan.
