Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menuntaskan Stunting dengan Solusi Islam

Jumat, 07 Juli 2023 | Juli 07, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-23T16:48:16Z


Ilustrasi


Di MOMEN Harganas ke-30, Pemkab Majalengka memfokuskan penurunan angka Stunting pada anak. Dengan tema Harganas yaitu ‘Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju’ diharapkan bisa membangkitkan semangat dalam menurunkan angka stunting. 


Bupati Majalengka, Karna Sobahi, meminta kepada Kepala DP3AKB dan Dinkes Majalengka agar terus berkoordinasi. "Kepada Camat dan Kepala Desa untuk terus mengidentifikasi dan memberikan data objektif terkait berapa banyak anak yang mengalami stunting,” pintanya, Senin (3/7/2023) lalu.


Stunting merupakan keadaan anak mengalami tumbuh kembang yang terhambat karena kekurangan asupan gizi dan nutrisi. Asupan pangan yang kurang baik atau dari segi ekonomi telah mempersulit dalam kehidupan keluarga. 


Peran penting bukan hanya kesehatan pada bayi, balita dan anak, juga kesehatan ibu menjadi pendukung tempat tumbuh kembangnya seorang anak menjadi baik. Tumbuh kembang anak sangatlah perlu untuk diperhatikan. Karena, setiap orang tua memiliki harapan untuk anak sehat dan menjadi generasi penerus harapan di masa depan. 

[cut]



Sesungguhnya permasalahan turunnya angka stunting merupakan salah satu indikator secara global tentang baik atau tidaknya perkembangan anak di dalam suatu negara. Kasus stunting yang terjadi di suatu negara dapat merefleksikan ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakatnya. Bukan hanya itu, penurunan stunting ini berdampak pada AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi).


Jika kita melihat dalam lingkup sistem Islam untuk mengatasi masalah stunting ini, kesejahteraan rakyat sangat diutamakan baik dalam hal kesehatan, kebutuhan pangan dan lingkungan. Negara memiliki Baitul Maal (kas negara) yang akan menyalurkan bantuan terhadap keluarga-keluarga yang miskin secara cepat dan tepat, sehingga dipastikan tidak akan ada yang sampai kekurangan pada keluarga tersebut, sehingga kondisi stunting pada anak-anak muslim akan dapat dicegah.


Sampai pun jika kas negara kosong, maka akan ditanggung oleh kaum muslim secara kolektif. Keberadaan kepala negara dalam sistem Islam akan memaksimalkan perannya sebagai raa’in (pengurus umat), juga memaksimalkan sumber-sumber pemasukan negara, baik melalui fa’i, khumus, ghanimah, jizyah, ushr, atau pun rikaz.


Seorang pemimpin tidak akan memperkaya diri sendiri dikala melihat kondisi rakyatnya masih banyak yang kesusahan bahkan kekurangan dalam kehidupan pokok atau kesehatan. 

[cut]


Sebagaimana sosok Umar bin Khattab yang rela keliling setiap malam dan memanggul gandum untuk dibagikan kepada warganya yang miskin. Kesejahteraan jika dinaungi dalam Islam akan terjamin dalam hal apapun, apalagi masalah tumbuh kembang anak. 


Solusi masalah stunting secara syariah membutuhkan upaya sistematis  yang membutuhkan peran negara dalam memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan dasar, juga pendidikan dan kesehatan yang gratis dan berkualitas.


Stunting tidak dipandang sebatas kurangnya pengetahuan terhadap pemenuhan gizi dan nutrisi, tapi karena lebih kondisi kemiskinan yang memaksa warga ada pada kondisi serba kurang. Pengaturan ekonomi yang kapitalistik, membuat kesenjangan antara si kaya dan si miskin begitu kentara. Harga-harga kebutuhan yang kian melambung, untuk makan sehari 3 kali saja butuh perjuangan. Maka, wajar kondisi malnutrisi (kekurangan gizi) itu sudah pasti akan terus ada selama permasalahan kemiskinan ini belum diatasi.


Tentu semua ini hanya akan bisa kita wujudkan dan diatasi secara tuntas ketika Islam diterapkan secara kaffah yang mengatur segala kebutuhan masyarakat muslim yang harus diatur oleh negara sekaligus dijadikan aturan bagi seluruh bidang kehidupan untuk menjamin dalam kesejahteraan masyarakat muslim.


Oleh : Tawati (Aktivis Muslimah Majalengka)