Anies Baswedan Minta Oxford akui Nama Peneliti Indonesia di Penemuan Rafflesia Hasseltii: Mereka Bukan NPC

 


Indonesia menjadi buah bibir dunia usai penemuan Rafflesia Hasseltii oleh ilmuan setelah 13 tahun pencarian. Sang “raksasa merah” ini diketahui hanya mekar tujuh hari sehingga sangat sulit ditemukan.


Bahkan, spesies ini tak sekadar langka, melainkan juga dikenal sebagai bunga yang paling sulit ditemukan. Lantaran memiliki pola hidup yang misterius dan proses mekarnya yang sangat pendek.


Menariknya, keberhasilan ini ternyata memicu komentar dari Universitas Oxford, melalui akun X-nya @UniofOxford, kampus tersebut turut menyebarkan salah satu penemuan yang paling mengguncangkan dunia ini.


Namun, sayangnya Oxford hanya mencantumkan nama ilmuan dari universitas, Chris Thorogood sebagai bagian dari tim penemuan. 


“Rafflesia hasseltii: Tumbuhan yang lebih sering dilihat harimau daripada manusia. Kemarin, @thorogoodchris1 dari kebun Raya Oxford adalah bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan Sumatera (sebuahpulau di Indonesia) yang dijaga harimau siang dan alam untuk menemukan Rafflesia hasseltii,” ungkap Universitas Oxford.


Lantar, hal ini menimbulakan ragam komentar, salah satunya dari eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.


Anies  meminta     Universitas Oxford untuk turut mencntumkan nama nama ilmuan asal Indonesia yang turut menjadi bagian dari tim penemuan.


“Kepada @UniofOxford, para peneliti Indonesia kami-Joko Witono, Septi Anriki, dan Iswandi-bukanlah NPC. Sebutkan juga nama mereka, “jelas dia.


NPC atau Non-Playable Cahacter sendiri seringkali diberikan kepada sosok yang bukan menjadi tokoh utama. NPC awalnya muncul melalui dunia gim yang tidak bisa dikendalikan oleh pemain atau hanya menjadi pelengkap pada gim.


Komentar Anies juga turut mendapat dukungan dari netizen Indonesia, salah satunya @Rizal**** Dia menegaskan bahwa pengakuan itu penting karena peneliti asal Indonesia telah mempelajari Rafflesia jauh sebelum peneliti internasional datang.


“Pengakuan itu penting, terutama karena para penelity Indonesia telah mempelajari Rafflesia jauh sebelum tim internasional datang. Memberikan penghargaan penuh bukanlah sebuah keluhan, melainkan cara agar sains tetap jujur dan saling menghormati,” tegasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama